Kebudayaan
Merangin merupakan wujud abstak dari berbagai macam ide dan gagasan yang
bermunculan di
masyarakat yang memberikan jiwa kepada masyarakat itu sendiri
baik berupa bentuk ataupun berupa sistem pengetahuan , nilai , penadangan hidup
, kepercayaan, persepsi dan etos kebudayaan.
Contoh ilustrasi :Dahulu cara berpakaian masyarakat Merangin cenderung tertutup dengan menggunakan bahan bahan berkualitas standar kebawah dengan pola tertutup. tetapi dengan pengembangan teknologi dan informasi yang bisa diakses secara cepat maka dinding pembatas dengan dunia luar menjadi terbuka lebar, hal ini berdampak pada peningkatan dari berbagai jenis bahan yang berkualitas serta pola desain yang lebih "terbuka".
Kata
budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
berarti hal hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. sebagian orang
cenderung menyalah artikan bahwa kebudayaan adalah kesenian, tetapi yang
sebenarnya budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya
juga dapat diartikan sebagai suatu pola hidup menyeluruh , budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan prilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
Budaya
tebentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, pakaian, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Sebagian
orang beranggapan terbalik bahwa budaya itu adalah kesenian sedangkan kenyataan
yang sebenarnya adalah kesenian itu hanyalah salah satu bagian dari Kebudayaan
itu sendiri.
Terdapat
7 (tujuh) unsur didalam Kebudayaan Merangin :
- Kesenian
- Bahasa
- Peralatan Hidup dan Teknologi
- Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial
- Ekonomi dan Mata Pencaharian Hidup
- Ilmu Pengetahuan
- Kepercayaan atau Agama
KESENIAN
Kesenian
adalah sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan didalam jiwa
manusia, menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan
nilai-nilai budaya.
Kesenian
terbagi 5 yaitu :
1. Seni Rupa
2. Seni Tari/gerak
3. Seni
Suara/Vocal/Musik
4. Seni Sastra
5. SeniTeater/drama
Berikut
penjelasan dari kelima pembagian kesenian tersebut :
1.
Seni Rupa di Kabupaten Merangin
- Patung
Patung
naga yang terbuat dari batu sungkai berukuran 1 meter dan lebar 30 cm dengan tinggi
sekitar 50 cm yang ditemukan di hutan dikabupaten merangin yang awal mulanya
masih berbentuk bongkahan batu , kemiripan dengan patung naga semakin jelas
setelah di bersihkan dan diberikan sedikit sentuhan pahat.
- Pakaian Tradisional
2.
Seni Tari/Gerak di Kabupaten Merangin
- Tari Lenggang Kipas Layang
Tari
yang berasal dari pengembangan tari tradisi yang berasal dari daerah TK II
Merangin yaitu tari Kecimbung Ambai yang menceritakan tentang kegembiraan muda
mudi setelah bekerja, kemudian bermain dan bersendagurau dengan riang,
ditarikan oleh 6 orang penari putri dengan menggunakan kipas yang berfungsi
sebagai hiasan dan perisai diri.
Tari
Lenggang Kipas Layang ditata oleh Sri Purnama Syam dan Heri Suroso selaku
pembuat musik pengiring
- Tari Burung Daro
Berasal
dari daerah Rantau Panjang terinspirasi dari kehidupan sepasang burung dara (
merpati ) yang pada saat itu banyak dipelihara oleh masyarakat, kemudian pada
tahun 1968 seorang seniman melayu yang bernama Abu Bakar Manan mencoba
mengangkat dan menata ulang tarian ini dan mewariskannya kepada generasi muda.
- Tari Skin
Berasal
dari desa Perentak kecamatan Sungai Manau yang menceritakan suatu tarian yang
menggambarkan kepahlawanan perempuan dimasa lampau dengan sebuah senjata tajam
yang disebut Skin.Berfungsi sebagai tari hiburan yang ditarikan oleh sekelompok
perempuan yang terdiri dari tujuh sampai dengan sembilan orang. Kostum yang
digunakan berupa baju kurung , kain sarung songket , ikat kepala dan selendang
selempang. Disamping itu para penari juga menggunakan aksesoris berupa gelang,
kalung, anting-anting dan pending.
Tari
Skin mengandung gerakan yang lembut dan energik. gerakan yang digunakan adalah
langkah tigo, nikam dada, nujah, nikam gando dan langkah tigo nikam.
Ditata
ulang oleh Nuraini pada tahun 1975 dan berkembang hingga Kota Jambi
- Tari Kipas Parentak
Tari
pelepas lelah yang semuala dibawakan disaat bergotong-royong saat istirahat
memanen padi. fungsi tarian ini sebagai motivasi masyarakat sekaligus sebagai
hiburan untuk kalangan anak muda.
Jenis
pakaian yang digunakan adalah kuluk tegendeng rencong telan gatau kain tulisan
jambi, Baju belududru berwarna merah , hitam dan ungu, rompi kain songket ,
gelang berduri , subang ditelinga dan ikat pinggang.
Ditata
ulang oleh Nuraini pada tahun 1971
3.
Seni Suara/Vocal/Musik di Kabupaten Merangin
Coming Soon
4.
Seni Sastra di Kabupaten Merangin
Sastra
merupakan karya tulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian,
keartisikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya baik menggunakan media bahasa
tertulis maupun secara lisan.
- Sastra Lisan
Dikabupaten
Merangin sastra lisan lebih dikenal dengan sebutan seloko , petatah - petitih,
dan pantun yang digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikas. Hingga saat ini
walaupun penerapan sastra lisan didalam kehidupan sehari hari di Kabupaten
Merangin telah mengalami penurunan tetapi di dusun Bangko sastra secara lisan
masih digunakan sebagai media pada kegiatan tertentu seperti menanam padi,
upacara perkawinan, khitanan, dan acara acara yang dianggap penting yang
memberikan pesan dan makna tertentu bagi penduduknya.
- Sastra Tulisan
Dibawah
ini merupakan contoh sastra tertulis di Kabupaten Merangin tepatnya didaerah
Rantau Panjang Tabir.
- Petatah Petitih
tentang Nasehat Perkawinan dan Mengaku anak
Yang Terhormat Datuk Rio Depati : Sebagai pucuk undang tambang, pusako, tempat undangan nan tagantung tinggi, tempat pusako nan batumbang dalam, ibarat kayu nan sabatang, batang gedang tempat basanda, dahan nan tampak tempat bergantung, daun nan rimbun tempat berteduh, buah nan lebat tempat memakan.Jugo kepado para datuk nan memegang tampuk mas gagang kuaso, uhang nan erat dik pusako, uhang nan penuh dik lumbago.Jugo kepado datuk-datuk sebagai pemangku anak buah, nan melepeh pagi nan mangurung petang, nan badiang dekat api, pun sebagai titin jalan ke rajo, sebagai ampat jalan ke jenang, sebagai tanggo jalan naik, sebagai jenjang jalan turun, tempat kusut nan baselesai, tempat silang kabapatut.Jugo kepado Segalo Alim Ulama, sebagai suluh sinang dalam negeri, uhang penyampai firman dan Hadist, nan memberi tongkat di jalan licin, nan memberi suluh dijalan kelam.Jugo kepado Tuo-tuo Tengganai, nan lah putih kepalok tanggal gigi, nan lah dulu makan garam, nan lah menempuh duka dengan sakit, nan lah menempuh senang dengan mulio.Jugo kepado segalo nenek mamak, sebagai rimbo gedang tempat beramu, padang lepas tempat babiga, pergi tempat bertanyo, balik tempat bercerito, ibarat bukit tumpuan kabut, ibarat teluk perhimpunan kapal, sekin sekali dalam hati tamuni jugo di ujung lidah.Taluk paku kacang balimbingtempurung kampung lenggokananaknyo pangku, kemenakannyo bimbingkurung kampung dipatanggakanSeterusnyo jugo kepado Dubalang Batin, panglimo nan idak tahu segan, dubalang nan idak tahu kalah, tibo musuh dari hulu, nyo lah dulu bakuto betis, tibo musuh dari hilir inyo lah dulu babenteng dado.Jugo kepado Bujang serto gadih sebagai pausik laman nan panjang, sebagai penghuni rumah nan gedang atau jugo kepado segalo nan kecik bahu gedang, nan bingung bahu cerdik.Batang kandih ditepi umobatang jelmu disawah pulaiBujang jo gadih banyak gunonyoasal lah tahu badan mamakaiPendek kato segalo nan ditampo lantai, segalo nan disungkup atap, duduk samo baimpit lutut, tegak samo basentuh bahu, nan slahik bendul ditepi, pemegang iko dengan pakai nan salahik bendul tengah pemegang larang denagn pantang, segalo nan ditampo bumi, Allah segalo nan disungkup langit tinggi, kecik nan idak disebut namo, gedang nan idak disebut gela apo sebab mako begitu:Allahu Rabbi banyaknyo udangIdak muat dalam kualiAllahu Rabbi banyaknyo uhangidak telok menghitung lagiKito simpul sajo hadirin dan hadirat yang kami muliokan:Assalamualaikum wr. Wb.Manolah pulo ahi nan samalam iko, ahi baik katiko iluk, kito dak basuluh batang pisang, basuluh bulan dengan bintang, basaksi mato nan banyak: dimanolah aku tasuruh basarayo, dik umah nan batangganai, dik lek nan bapungko untuk menyampaikan kepado kito nan duduk baimpit lutut nan tegak basentuh bahu, sebagai uleh jari sambungan lidah, bak kudo pelejang bukit, bak sampan pelayangan, bak gajah pengangkut lado bak seligi buangan yaitu niat jo jo sangi nan takandung didalam lek nan samalam iko, didalam lek kawin diateh kerbau sikuk beras seratus seemak semanisnyo daging, nan samo-sao kito makan, darah nan samo-samo kito kacau, sesuai kato adat; hak nyawo balik ka batin, hak darah balik ka bumi, hak daging pulang ke napiakKalun menurut nan sebenanyo, idak dilubuk ambang jatuh, idak dirantau jalo tasihak, bukan layak dibuek judu, bukan alur dibuatk patut, apo sebab mako begitu tagesang gedang, awak bingung tagesang cerdik, kok cerdik idak balaja, kok pandai idak baguno.-Belum lentik bak perahu- Belum landai bak dulang-Belum cerdik bak nan tahu- Belum lah pandai bak uhangKareno agi ado nasi nan disebalik kerak, padang nan disabalik rimbo agi ado nan babebat bak bahau, ado nan basengat bak baung, tetapi dik aku jugo dak dapek.
- Seloko
Seloko Kabupaten Merangin yang berbunyi
"TALI UNDANG TAMBANG TELITI" mengandung arti :
- Daerah Kabupaten Merangin merupakan daerah pertemuan yang berbentuk peraturan yang kuat antara dua induk suku yang besar yaitu suku Batin dan suku Penghulu.
- Persatuan, kesatuan antara kebiasaan dan adat istiadat yang dipakai oleh induk suku Batin dan induk suku Penghulu yaitu Undang berasal dari suku Penghulu dan Teliti berasal dari suku Batin, keduanya dipakai dan merupakan intisari pada adat istiadat dan merupakan adat istiadat rakyat Kabupaten Merangin yang tak lapuk di hujan dan tak lekang di panas.
- Kabupaten Merangin bidang Pemerintah maupun bidang Kemasyarakatan berdasarkan dengan jiwa musyawarah dan mufakat serta didasarkan ketentuan-ketentuan hukum baik tertulis maupun tidak tertulis.
- Pantun
Baderai hujan di rimboPadi-padi baderai janganBacerai kito dimatoDihati bacerai janganApo di harap ilia ku JambiHarap di biduk bulantai idakApo di harap kepado kamiHarap di tau ku pandai idakKayek mandi ke tepian umoJangan lah lupo maon kain selai duoKami burami dirumah tuoMenghidup budayo di kampung lamoMudik dusun padang dukuDi mudiknyo padang pisangBukan ku ndak dengan kauHidupku miskin diriku malang
5.
Seni Teater/drama di Kabupaten Merangin
Coming Soon
BAHASA
Kabupaten
Merangin tidak dapat dikategorikan sebagai daerah yang menggunakan bahasa
Melayu secara umum, walaupun hal ini telah dibuktikan dengan ditemukannya
prasasti Karang Birahi di Kecamatan Pamenang yang menggunakan pola struktur bahasa
melayu kuno. Akan tetapi, setelah mengalami perkembangan dan perubahan akibat
dari pengaruh bahasa lain yang berbaur di daerah ini maka Kabupaten Merangin
memiliki pola struktur bahasa tersendiri pula.
Banyak
faktor yang mempengaruhi ragam bahasa yaitu , Faktor Geografis , Faktor
Kemasyarakatan , Faktor Situasi Berbahasa , Faktor Waktu
Sebagai
contoh :
Walaupun
masih berada didalam ruang lingkup Kabupaten Merangin, dialek Sungai Manau
berbeda dengan dialek Pamenang Selatan yang hampir terdapat pada seluruh aspek
bahasa dan lafas , morfologi , sintaksis, kosakta dan peribahas hal ini bisa
dikaitkan dengan daerah Kecamatan Sungai Manau yang berada didaerah Perbukitan
dan hutan yang menggunakan bahasa singkat dan jelas dengan intonasi volume
suara yang besar sedangkan Pamenang Selatan yang notabene sebagai wilayah
transmigrasi yang lebih menerapkan bahasa jawa.
PERALATAN HIDUP & TEKNOLOGI
Coming Soon
SISTEM KEPERCAYAAN/RELIGI
Budaya
menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah keseluruhan sistem, gagasan,
tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik manusia dengan belajar.
Jadi
budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan yang dipelajari antara lain
cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berrelasi dalam
masyarakat adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal
teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran yang kemudian terwujud
dalam seni, tatanan masyarakat, ethos kerja dan pandangan hidup. Yojachem Wach
berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia yang immaterial bahwa
mitologis hubungan kolektif tergantung pada pemikiran terhadap Tuhan. Interaksi
sosial dan keagamaan berpola kepada bagaimana mereka memikirkan Tuhan, menghayati
dan membayangkan Tuhan (Wach, 1998:187).
Lebih
tegas dikatakan Geertz (1992:13), bahwa wahyu membentuk suatu struktur
psikologis dalam benak manusia yang membentuk pandangan hidupnya, yang menjadi
sarana individu atau kelompok individu yang mengarahkan tingkah laku mereka.
Tetapi juga wahyu bukan saja menghasilkan budaya immaterial, tetapi juga dalam
bentuk seni suara, ukiran, bangunan.
Dapatlah
disimpulkan bahwa budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi
manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu
agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis,
budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
Faktor
kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang berbeda-beda walaupun
agama yang mengilhaminya adalah sama. Oleh karena itu agama Kristen yang tumbuh
di Sumatera Utara di Tanah Batak dengan yang di Maluku tidak begitu sama sebab
masing-masing mempunyai cara-cara pengungkapannya yang berbeda-beda. Ada juga
nuansa yang membedakan Islam yang tumbuh dalam masyarakat dimana pengaruh
Hinduisme adalah kuat dengan yang tidak. Demikian juga ada perbedaan antara
Hinduisme di Bali dengan Hinduisme di India, Buddhisme di Thailan dengan yang
ada di Indonesia. Jadi budaya juga mempengaruhi agama. Budaya agama tersebut
akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam
kondisi objektif dari kehidupan penganutnya (Andito,ed,1998:282).Tapi hal pokok
bagi semua agama adalah bahwa agama berfungsi sebagai alat pengatur dan
sekaligus membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya dalam
bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur
masyarakat, adat istiadat dan lain-lain. Jadi ada pluraisme budaya berdasarkan
kriteria agama. Hal ini terjadi karena manusia sebagai homoreligiosus merupakan
insan yang berbudidaya dan dapat berkreasi dalam kebebasan menciptakan pelbagai
objek realitas dan tata nilai baru berdasarkan inspirasi agama.
SISTEM ORGANISASI SOSIAL
Coming Soon
2 komentar
trimakasih infonya sangat membantu tugas saya hehhe
Terima kasih infonya membantu tugas sekolah(classroom)
Tuliskan komentar anda