"Segala sesuatu memiliki keindahannya sendiri, tapi tidak semua orang bisa melihat keindahan itu". Begitupun dengan keindahan alam di Kabupaten Merangin ini. Begitu banyak keindahan yang terdapat disini yang mempesona, tapi mungkin belum semua dari kita telah melihatnya. Berikut beberapa keindahan alam yang terdapat di Kabupaten Merangin.
o
Objek Wisata Gua Tiangko terletak di Desa Tiangko, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Jambi atau sekitar 9 km dari Sungai Manau. Konon dahulu daerah ini dijadikan tempat tinggal manusia purba, gua ini dahulu di tempati oleh sekelompok manusia purba, 9000 tahun silam.
Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat pada tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu pun lantas menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.
Anda bisa masuk ke semua goa dengan membawa pemandu yang juga penjaga goa. Untuk masuk kedalam kita harus membawa lampu atau setidaknya senter karena didalam goa tidak ada sinar yang masuk. Goa Tiangko terdapat di Desa Tiangko yang memiliki luas 206 m2 serta lebar mulut depan 4 m dan bagian belakang mencapai 11,5 m. lantai goa terdiri dari pasir putih berbatu-batu dengan langit-langit dihiasi sarang burung walet dan kelelawar yang bergantungan. Selain itu keindahan dalam goa ini adalah hiasannya yang terdiri dari susunan batu kapiler yang berbentuk stalaktit dan stalakmit dengan hiasan ornamen alam yang mengagumkan. Dinding goa terasa sejuk, nyaman dengan aroma khas karena bebas dari polusi. Bagi yang ingin rekreasi dan masuk goa harus siap mental karena akan mendaki Bukit Batu Bulan dalam hutan sejauh satu jam perjalanan. Disebelah barat goa Tiangko yang sudah dikenal luas, terdapat gugusan goa yang lebih besar yaitu Goa Sengayau yang terbentuk dari susunan batu kapur yang mempunyai stalagmite dan stalagtit dengan ornamen alam yang mengagumkan.
g
g
a
Gunung Masurai (2949 Mdpl) terletak di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi dan mencakup 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Lembah Masurai, Jangkat dan Sungai Tenang. Gunung Masurai berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Berada disebelah barat daya dari Kota Bangko dengan jarak sekitar ±110 km. Menurut cerita rakyat di kaki gunung masurai, nama Masurai berasal dari dua kata yaitu emas dan terurai. Jadi emas terurai yang berkilauan di puncak gunung sehingga mereka menyebut gunung itu Gunung Masurai. Gunung Masurai termasuk dalam kategori Sleeping Mountain atau gunung yang sudah tidak aktif lagi. Gunung Masurai mempunyai tiga puncak, Puncak Satu, Puncak Utama dan Puncak Lancip. Di Gunung Masurai juga terdapat 2 danau vulkanik yaitu Danau Kumbang (2539 mdpl) dan Danau Mabuk (2533 mdpl).
Dari Jambi menuju Kota Bangko dengan menggunakan bus ataupun travel dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Kemudian sampai di kota bangko dan ganti mobil engkel di Pasar Atas Bangko. Dari Pasar Atas Bangko meluncur menuju Desa Sungai Lalang Kecamatan Lembah Masurai, desa terdekat dari jalur pendakian Gunung Masurai, karena Gunung Masurai mempunyai satu jalur resmi yaitu yang terdapat di desa ini. Dari Bangko menuju Sungai Lalang membutuhkan waktu 6 jam itupun kalau kondisi jalan lagi bagus dan tidak turun hujan karena kalau hujan kondisi jalan becek dan berlumpur karena jalan masih ada yang belum di aspal dan masih jalan tanah dan berbatu.
Hawa dingin sudah mulai terasa ketika memasuki Desa Sungai Lalang (point 1) dengan penduduk yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Di Desa Sungai Lalang terdapat Home Stay pendaki dan pos jaga TNKS. Home Stay biasa di gunakan para pendaki untuk menginap sebelum atau sesudah pendakian. Dari Home Stay menuju Pintu Rimba dengan berjalan kaki memerlukan waktu sekitar 1 jam waktu normal. Perjalanan ke Pintu Rimba melewati kebun penduduk dan sebuah sungai kecil. Hamparan kebun penduduk menjadi pemandangan tersendiri ketika menuju pintu rimba dan di belakang kita berdiri megah Gunung Sumbing (2469 mdpl) dan Gunung Hulunilo (2507 mdpl) suatu keindahan tersendiri yang sayang untuk di lewatkan begitu saja.
Pintu Rimba (point 2 - 1718 mdpl) adalah pintu gerbang memasuki kawasan TNKS di Gunung Masurai dan di tandai dengan adanya plang nama. Dari Pintu Rimba perjalanan dilanjutkan melewati hutan yang lebat untuk menuju shelter 1 (point 3 - 1905 mdpl).
Diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Shelter 1. Shelter satu merupakan tempat camp pertama dan terdapat sumber air yang terletak sebelah kiri dengan turun kebawah. Shelter 1 luasnya sekitar 4 x 8 meter dan ditandai sebuah plang nama dan pohon besar yang tumbang. Kalau mau melanjutkan perjalanan ke Puncak Satu, tempat air sebaiknya di isi penuh karena selanjutnya tidak ada lagi sumber air.
Selanjutkan perjalanan di lanjutkan menuju Puncak Satu (point 4 - 2729 mdpl), trek pendakian sudah mulai terasa karena jalan yang di lalui semuanya mendaki, ya namanya juga mendaki gunung. Hutan yang lebat dengan pohon-pohon yang besar menjadi pemandangan di dalam perjalanan menuju puncak satu, mendekati puncak satu pohon-pohon yang besar di tumbuhi lumut. Sebelum Puncak Satu kita melewati simpang yang menuju Danau Maboek (2533 mdpl) dan Puncak Satu. Puncak Satu di tandai plang nama dan lokasi camping ground. Pemandangan sedikit terbuka, Gunung Sumbing dan Gunung Hulunilo terlihat jelas serta Danau Kumbang juga terlihat dari Puncak Satu. Danau Kumbang sudah menunggu di bawah, waktu yang di tempuh sekitar 30 menit dengan trek kemiringan 90 derajat karena lokasi Danau Kumbang terletak di lembah jadi kita harus turun kebawah. Sebelum turun ke bawah kita melewati persimpangan menuju Puncak Utama dan Danau Kumbang. Biasanya Pendaki memilih ngecamp di sekitar danau karena ada sumber air dan kondisi cukup aman dari angin kecang atau badai.
Danau dengan seluas sekitar 2 Ha menjadi incaran para pendaki, lokasi camping ground yang cukup luas dan kondisinya yang tenang, sangat cocok buat pendaki yang suka ketenangan dan ingin melepaskan pikiran dan jenuh dari hiruk pikuknya kota. Di namakan Danau Kumbang karena dulunya di sini banyak bintik-bintik hitam di pinggir danau dan mengkilat/bersinar dan mirip kumbang, sehingga penduduk menamakannya Danau Kumbang. Danau yang di kelilingi hutan ini menurut mitosnya di jaga oleh seorang kakek tua dan seekor naga, jadi para pendaki diharapkan jangan berlaku amoral di sekitar danau. Pantangannya pun jangan kencing dan buang air besar dengan menghadap ke danau.
Dari Danau Kumbang menuju puncak utama memerlukan waktu sekitar 2 jam dan melalui hutan yang berlumut. Setelah keluar dari simpang Danau Kumbang jalan yang di lalui cukup landai, Shelter 2 (2620 mdpl) terletak sebelum bekas aliran sungai yang sudah mengering jadi sebaiknya membawa air dari danau karena air menuju puncak utama sangat susah kalaupun ada itu adalah air yang tergenang karena bekas hujan.
Puncak Utama di tandai dengan plang Puncak dan luas areal yang landai sekitar 4x4 meter dan tertutup pohon cantigi di sekitar puncak, sekitar puncak terdapat lobang bekas pemburu harta karun dan masih ada bekas2 batuan yg menjadi titik tringulasi yang sudah di bongkar oleh orang-orang yang tidak betanggung jawab. Taman edelweis terletak dekat batuan yang sudah di bongkar, pemandangan yang lepas dan hijau serta menikmati edelweis sambil melepas lelah. Sedangkan kalau menuju Puncak Lancip harus melewati Puncak Utama ini tetapi jalurnya sudah tertutup karena sudah lama tidak lalui karena pendaki biasanya cuman sampai di Puncak Utama.
Di Teras puncak juga terdapat Edeweiss dan kita bisa menikmati panorama sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat. Setelah dari Puncak untuk kembali turun ke Desa memakan waktu sekitar 10-12 jam. Ternyata Gunung Masurai yang letaknya jauh ini menyimpan keindahan yang sangat luar biasa. Masurai adalah “Emas yang Terurai”. Patut dikunjungi untuk orang yang senang melihat panorama Danau di ketinggian.
Danau Kumbang, mungkin sebagian besar orang belum banyak yang mengenalnya. Danau ini memang masih sangat asri dan tertutup. Danau Kumbang terletak di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, tepatnya di Gunung Masurai. Untuk mencapai kesana tidaklah mudah karena letaknya yang cukup jauh dari Kota Bangko. Dari Kota Jambi kita bisa menggunakan travel dan perjalanan memakan waktu sekitar 6 jam. Dan dari Kota Bangko menuju desa sebelum pendakian kita bisa menggunakan minibus dari pasar bawah bangko dan memakan waktu sekitar 5 jam untuk mencapai Desa Sungai Lalang.
Di Desa Sungai Lalang kita bisa menginap di Homestay Pendakian. Pendakian yang menggunakan jalur resmi tidak terlalu memkan waktu yang begitu lama. Sekitar 3 Hari 2 Malam dan sudah dapat mencapai Puncak 1, Danau Kumbang dan Puncak Utama.
Untuk mencapai Danau Kumbang (Point 5) kita harus terlebih dahulu mendaki hingga Puncak 1 (Point 4 - 2729 mdpl). Dari titik awal pendakian hingga Puncak 1, memakan waktu sekitar 8-10 jam. Medan yang ditempuh cukup sulit karena hutan masih sangat rimbun. Namun jalur yang disediakan sudah cukup jelas karena ada penunjuk jalan yang letaknya cukup berdekatan.
Pemandangan dari Puncak 1 sangat indah karena kita bisa melihat Danau Kumbang dari sana. Dari Puncak 1 menuju Danau Kumbang kita harus menuju persimpangan Danau Kumbang - Puncak Utama terlebih dahulu. Perjalanan menuju Danau Kumbang memakan waktu sekitar 30-45 menit. Medannya sangat curam dan rimbun oleh pepohonan. Setelah turun dengan penuh perjuangan, kita akan disambut indahnya Danau Kumbang yang masih sangat asri.
Di Danau Kumbang air masih sangat bersih dan udara sangat segar. Juga terdapat tempat camp yang cukup lapang. Disini merupakan tempat camp yang strategis. Rerumputan disini juga sangat hijau. Teras Danau Kumbang dipenuhi juga dengan bebatuan. Danau Kumbang ini sangat worthed untuk dikunjungi. Susahnya untuk mencapai kesini terbayar dengan keindahannya yang luar biasa. Jika sudah puas menikmati dang mengagumi Danau Kumbang, kita bisa kembali ketas menuju persimpangan puncak. Dari persimpangan kita bisa menuju puncak dan memkan waktu sekitar 3 jam. Medan menuju puncak cukup curam dan berlumut karena masih sangat asli dan asri. Di Puncak kita juga bisa mendirikan camp karena Puncak masih tertutup vegetasi sehingga aman dari terpaan angin.
Berlokasi di Desa Renah Kemumu, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin - Jambi. Terdapat Air panas yang keluar menyembur dari sela - sela batu besar dan semburan airnya mencapai tinggi 15 meter. Sangat jernih, menyerupai pulau-pulau kecil yang berbatu dikelilingi oleh hutan primer yang sangat lebat, semburan airnya mengalir ke sungai-sungai yang membentuk sungai air panas, sehingga sangat menarik untuk pemandian.
Grao Sakti adalah penamaan yang diberikan oleh warga setempat untuk geyser ini. Lokasinya 50-an meter di bawah badan jalan, di pinggir sungai, tiga kilometer sebelum Desa Renah Kemumu. Seberapa panasnya air yang menyembur tersebut, tak diketahui pastinya. Hanya saja, sebagai ukurannya, jika memasak telur atau ikan, cukup dicelupkan ke air, dan dalam beberapa menit sudah matang. Tentu semburan air ini sangat panas. Untuk grao, sehari-hari ketinggian semburannya bervariasi. Namun jika pawangnya didatangkan, dengan sebuah teriakan dan tepukan dari sang pawang, semburan air bisa naik sampai beberapa meter. Semburan paling besar terlihat di satu titik. Air mendidih terus menerus keluar dari bawah batu - batuan besar, kemudian tertampung dalam kolam alami yang terbentuk di dekatnya. Namun uap putih yang menandakan ada sesuatu yang panas, tak hanya muncul di satu titik saja. Area sekitar 50 meter persegi di sekitar semburan, terus menerus mengapungkan uap putih berbau belerang.
Penyuka kondisi alami mungkin akan merasa fenomena ini cukup menarik. Apalagi sungai di pinggir grao menawarkan sensasi mandi dalam air dua suhu, panas dan dingin. Air dingin, bahkan sangat dingin menurut ukuran orang luar. Alami dan menyegarkan. Sementara air hangat juga mengalir di sebelah hilir grao.
Perlu sedikit naluri petualangan untuk mengakses jalan ke Grao. Pasalnya sebagai wilayah yang berada dalam TNKS, pembangunan jalan sangat terbatas. Terakhir kali jalannya disentuh pembangunan mungkin pada 2009 lalu, saat Renah Kemumu dan sekitarnya diguncang gempa. Saat itu, dengan argumen untuk jalan evakuasi, jalan dibangun dengan dana tanggap darurat. Itupun dengan begitu banyak tantangan dari berbagai pihak, karena takut akan rusaknya keperawanan kawasan TNKS.
Ada catatan lain yang tak kalah menariknya, ESDM Merangin pernah melakukan penelitian. Hasilnya, energi panas bumi dari grao sakti, bisa menerangi seluruh Provinsi Jambi. Bahkan sebagian energinya bisa diekspor untuk beberapa provinsi tetangga.
Geopark Merangin
Goa Tiangko
Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat pada tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu pun lantas menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.
Anda bisa masuk ke semua goa dengan membawa pemandu yang juga penjaga goa. Untuk masuk kedalam kita harus membawa lampu atau setidaknya senter karena didalam goa tidak ada sinar yang masuk. Goa Tiangko terdapat di Desa Tiangko yang memiliki luas 206 m2 serta lebar mulut depan 4 m dan bagian belakang mencapai 11,5 m. lantai goa terdiri dari pasir putih berbatu-batu dengan langit-langit dihiasi sarang burung walet dan kelelawar yang bergantungan. Selain itu keindahan dalam goa ini adalah hiasannya yang terdiri dari susunan batu kapiler yang berbentuk stalaktit dan stalakmit dengan hiasan ornamen alam yang mengagumkan. Dinding goa terasa sejuk, nyaman dengan aroma khas karena bebas dari polusi. Bagi yang ingin rekreasi dan masuk goa harus siap mental karena akan mendaki Bukit Batu Bulan dalam hutan sejauh satu jam perjalanan. Disebelah barat goa Tiangko yang sudah dikenal luas, terdapat gugusan goa yang lebih besar yaitu Goa Sengayau yang terbentuk dari susunan batu kapur yang mempunyai stalagmite dan stalagtit dengan ornamen alam yang mengagumkan.
Goa Senggering
Goa Sengayu
Air Terjun Segerincing
Gunung Masurai
Dari Jambi menuju Kota Bangko dengan menggunakan bus ataupun travel dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Kemudian sampai di kota bangko dan ganti mobil engkel di Pasar Atas Bangko. Dari Pasar Atas Bangko meluncur menuju Desa Sungai Lalang Kecamatan Lembah Masurai, desa terdekat dari jalur pendakian Gunung Masurai, karena Gunung Masurai mempunyai satu jalur resmi yaitu yang terdapat di desa ini. Dari Bangko menuju Sungai Lalang membutuhkan waktu 6 jam itupun kalau kondisi jalan lagi bagus dan tidak turun hujan karena kalau hujan kondisi jalan becek dan berlumpur karena jalan masih ada yang belum di aspal dan masih jalan tanah dan berbatu.
Hawa dingin sudah mulai terasa ketika memasuki Desa Sungai Lalang (point 1) dengan penduduk yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Di Desa Sungai Lalang terdapat Home Stay pendaki dan pos jaga TNKS. Home Stay biasa di gunakan para pendaki untuk menginap sebelum atau sesudah pendakian. Dari Home Stay menuju Pintu Rimba dengan berjalan kaki memerlukan waktu sekitar 1 jam waktu normal. Perjalanan ke Pintu Rimba melewati kebun penduduk dan sebuah sungai kecil. Hamparan kebun penduduk menjadi pemandangan tersendiri ketika menuju pintu rimba dan di belakang kita berdiri megah Gunung Sumbing (2469 mdpl) dan Gunung Hulunilo (2507 mdpl) suatu keindahan tersendiri yang sayang untuk di lewatkan begitu saja.
Pintu Rimba (point 2 - 1718 mdpl) adalah pintu gerbang memasuki kawasan TNKS di Gunung Masurai dan di tandai dengan adanya plang nama. Dari Pintu Rimba perjalanan dilanjutkan melewati hutan yang lebat untuk menuju shelter 1 (point 3 - 1905 mdpl).
Diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Shelter 1. Shelter satu merupakan tempat camp pertama dan terdapat sumber air yang terletak sebelah kiri dengan turun kebawah. Shelter 1 luasnya sekitar 4 x 8 meter dan ditandai sebuah plang nama dan pohon besar yang tumbang. Kalau mau melanjutkan perjalanan ke Puncak Satu, tempat air sebaiknya di isi penuh karena selanjutnya tidak ada lagi sumber air.
Selanjutkan perjalanan di lanjutkan menuju Puncak Satu (point 4 - 2729 mdpl), trek pendakian sudah mulai terasa karena jalan yang di lalui semuanya mendaki, ya namanya juga mendaki gunung. Hutan yang lebat dengan pohon-pohon yang besar menjadi pemandangan di dalam perjalanan menuju puncak satu, mendekati puncak satu pohon-pohon yang besar di tumbuhi lumut. Sebelum Puncak Satu kita melewati simpang yang menuju Danau Maboek (2533 mdpl) dan Puncak Satu. Puncak Satu di tandai plang nama dan lokasi camping ground. Pemandangan sedikit terbuka, Gunung Sumbing dan Gunung Hulunilo terlihat jelas serta Danau Kumbang juga terlihat dari Puncak Satu. Danau Kumbang sudah menunggu di bawah, waktu yang di tempuh sekitar 30 menit dengan trek kemiringan 90 derajat karena lokasi Danau Kumbang terletak di lembah jadi kita harus turun kebawah. Sebelum turun ke bawah kita melewati persimpangan menuju Puncak Utama dan Danau Kumbang. Biasanya Pendaki memilih ngecamp di sekitar danau karena ada sumber air dan kondisi cukup aman dari angin kecang atau badai.
Danau dengan seluas sekitar 2 Ha menjadi incaran para pendaki, lokasi camping ground yang cukup luas dan kondisinya yang tenang, sangat cocok buat pendaki yang suka ketenangan dan ingin melepaskan pikiran dan jenuh dari hiruk pikuknya kota. Di namakan Danau Kumbang karena dulunya di sini banyak bintik-bintik hitam di pinggir danau dan mengkilat/bersinar dan mirip kumbang, sehingga penduduk menamakannya Danau Kumbang. Danau yang di kelilingi hutan ini menurut mitosnya di jaga oleh seorang kakek tua dan seekor naga, jadi para pendaki diharapkan jangan berlaku amoral di sekitar danau. Pantangannya pun jangan kencing dan buang air besar dengan menghadap ke danau.
Dari Danau Kumbang menuju puncak utama memerlukan waktu sekitar 2 jam dan melalui hutan yang berlumut. Setelah keluar dari simpang Danau Kumbang jalan yang di lalui cukup landai, Shelter 2 (2620 mdpl) terletak sebelum bekas aliran sungai yang sudah mengering jadi sebaiknya membawa air dari danau karena air menuju puncak utama sangat susah kalaupun ada itu adalah air yang tergenang karena bekas hujan.
Puncak Utama di tandai dengan plang Puncak dan luas areal yang landai sekitar 4x4 meter dan tertutup pohon cantigi di sekitar puncak, sekitar puncak terdapat lobang bekas pemburu harta karun dan masih ada bekas2 batuan yg menjadi titik tringulasi yang sudah di bongkar oleh orang-orang yang tidak betanggung jawab. Taman edelweis terletak dekat batuan yang sudah di bongkar, pemandangan yang lepas dan hijau serta menikmati edelweis sambil melepas lelah. Sedangkan kalau menuju Puncak Lancip harus melewati Puncak Utama ini tetapi jalurnya sudah tertutup karena sudah lama tidak lalui karena pendaki biasanya cuman sampai di Puncak Utama.
Di Teras puncak juga terdapat Edeweiss dan kita bisa menikmati panorama sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat. Setelah dari Puncak untuk kembali turun ke Desa memakan waktu sekitar 10-12 jam. Ternyata Gunung Masurai yang letaknya jauh ini menyimpan keindahan yang sangat luar biasa. Masurai adalah “Emas yang Terurai”. Patut dikunjungi untuk orang yang senang melihat panorama Danau di ketinggian.
Danau Kumbang
Di Desa Sungai Lalang kita bisa menginap di Homestay Pendakian. Pendakian yang menggunakan jalur resmi tidak terlalu memkan waktu yang begitu lama. Sekitar 3 Hari 2 Malam dan sudah dapat mencapai Puncak 1, Danau Kumbang dan Puncak Utama.
Untuk mencapai Danau Kumbang (Point 5) kita harus terlebih dahulu mendaki hingga Puncak 1 (Point 4 - 2729 mdpl). Dari titik awal pendakian hingga Puncak 1, memakan waktu sekitar 8-10 jam. Medan yang ditempuh cukup sulit karena hutan masih sangat rimbun. Namun jalur yang disediakan sudah cukup jelas karena ada penunjuk jalan yang letaknya cukup berdekatan.
Di Danau Kumbang air masih sangat bersih dan udara sangat segar. Juga terdapat tempat camp yang cukup lapang. Disini merupakan tempat camp yang strategis. Rerumputan disini juga sangat hijau. Teras Danau Kumbang dipenuhi juga dengan bebatuan. Danau Kumbang ini sangat worthed untuk dikunjungi. Susahnya untuk mencapai kesini terbayar dengan keindahannya yang luar biasa. Jika sudah puas menikmati dang mengagumi Danau Kumbang, kita bisa kembali ketas menuju persimpangan puncak. Dari persimpangan kita bisa menuju puncak dan memkan waktu sekitar 3 jam. Medan menuju puncak cukup curam dan berlumut karena masih sangat asli dan asri. Di Puncak kita juga bisa mendirikan camp karena Puncak masih tertutup vegetasi sehingga aman dari terpaan angin.
Semburan Air Panas Grao Sakti
Grao Sakti adalah penamaan yang diberikan oleh warga setempat untuk geyser ini. Lokasinya 50-an meter di bawah badan jalan, di pinggir sungai, tiga kilometer sebelum Desa Renah Kemumu. Seberapa panasnya air yang menyembur tersebut, tak diketahui pastinya. Hanya saja, sebagai ukurannya, jika memasak telur atau ikan, cukup dicelupkan ke air, dan dalam beberapa menit sudah matang. Tentu semburan air ini sangat panas. Untuk grao, sehari-hari ketinggian semburannya bervariasi. Namun jika pawangnya didatangkan, dengan sebuah teriakan dan tepukan dari sang pawang, semburan air bisa naik sampai beberapa meter. Semburan paling besar terlihat di satu titik. Air mendidih terus menerus keluar dari bawah batu - batuan besar, kemudian tertampung dalam kolam alami yang terbentuk di dekatnya. Namun uap putih yang menandakan ada sesuatu yang panas, tak hanya muncul di satu titik saja. Area sekitar 50 meter persegi di sekitar semburan, terus menerus mengapungkan uap putih berbau belerang.
Penyuka kondisi alami mungkin akan merasa fenomena ini cukup menarik. Apalagi sungai di pinggir grao menawarkan sensasi mandi dalam air dua suhu, panas dan dingin. Air dingin, bahkan sangat dingin menurut ukuran orang luar. Alami dan menyegarkan. Sementara air hangat juga mengalir di sebelah hilir grao.
Perlu sedikit naluri petualangan untuk mengakses jalan ke Grao. Pasalnya sebagai wilayah yang berada dalam TNKS, pembangunan jalan sangat terbatas. Terakhir kali jalannya disentuh pembangunan mungkin pada 2009 lalu, saat Renah Kemumu dan sekitarnya diguncang gempa. Saat itu, dengan argumen untuk jalan evakuasi, jalan dibangun dengan dana tanggap darurat. Itupun dengan begitu banyak tantangan dari berbagai pihak, karena takut akan rusaknya keperawanan kawasan TNKS.
Ada catatan lain yang tak kalah menariknya, ESDM Merangin pernah melakukan penelitian. Hasilnya, energi panas bumi dari grao sakti, bisa menerangi seluruh Provinsi Jambi. Bahkan sebagian energinya bisa diekspor untuk beberapa provinsi tetangga.
Tuliskan komentar anda