PINDANG SERANI
Pindang serani adalah masakan khas Merangin yang dimakan sebagai lauk nasi. Masakan pindang serani ini identik dengan masakan ikan berbuah atau masakan asam pedas dari berbagai daerah di Indonesia. Bedanya barangkali terletak pada bahan utama yaitu ikannya. Di daerah lain tentu saja akan memakai ikan yang terdapat di daerah itu. Di Merangin biasanya yang paling umum adalah ikan patin. Selain itu bumbu dan cara meracikannya juga akan menghasilkan cita rasa yang khas yang akan membedakannya dari daerah lain. Pindang serani ini bahannya dari ikan patin. Pindang serani, bagi masyarakat biasa tidaklah menjadi menu yang rutin, kecuali mereka sering pergi menangkap ikan di sungai, dan mendapatkan ikan patin. Pindang serani sering disajikan untuk berbagai acara formal untuk menunjukkan kekhasan makanan tradisional.
Bahkan makanan ini selalu menjadi
salah satu pilihan mewakili Kabupaten Merangin untuk diperlombakan baik di
tingkat Propinsi maupun nasional. Pindang serani juga mempunyai arti khusus
menyatakan rasa hormat, apabila tamu yang datang disuguhi makanan dengan lauk
pindang serani. Bahan ikan patin ini begitu bergengsi di mata masyarakat
Merangin. Sama halnya dengan keberadaan ikan mas di Sumatera Utara, walaupun
ikan teri harganya 2 kali lipat bahkan lebih dari ikan mas tetapi apabila
disuguhkan ikan mas, maka rasa hormat akan menyelimuti orang yang menerima
makanan yang dihidangkan oleh tuan rumah.
GULAI TERJUN
Masyarakat
Merangin mengenal beberapa macam makanan khas yang terbuat dari daging,
diantaranya adalah masakan gulai, kari, rendang dan lain-lain. Diantara makanan
bentuk gulai yang sudah menjadi khas daerah Merangin, salah satunya adalah
gulai terjun. Gulai terjun termasuk makanan utama sebagai lauk sehari-hari
dengan bahan utama daging. Biasanya daging sapi, kerbau atau kambing. Daerah
Merangin memang banyak memelihara berbagai jenis ternak, diantaranya adalah
sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, unggas (khusus suku bangsa Batin dan
Penghulu) di luar itu masih ada ternak babi yang dipelihara oleh suku
pendatang. Diantara beberapa jenis binatang ternak tersebut, yang populasinya
menonjol adalah sapi. Biasanya sapi dipelihara oleh orang Merangin sebagai
usaha sampingan dalam kehidupan ekonomi rumah tangga, karena harganya yang
tinggi. Selain itu binatang ini sudah dipelihara oleh masyarakat.
Kabupaten
Meragin secara terus-menerus sehingga telah mentradisi dalam kehidupan mereka.
Walaupun populasi sapi jauh lebih besar, tetapi yang paling sering disembelih
oleh masyarakat Kabupaten Merangin adalah kambing, karena tidak terlalu besar
dan harganya jauh lebih murah atau karena relatif terjangkau oleh masyarakat
khususnya untuk pesta-pesta kecil, baik yang berhubungan dengan kemayarakatan
ataupun keagamaan. Sedangkan sapi dapat dibeli di pasar setiap hari dalam
bentuk daging kiloan. Sapi disembelih, apabila diperlukan untuk pesta-pesta
besar seperti pesta kawin dimana orang yang mengadakan pesta dari kelas yang
berada. Selain itu, sapi sering disembelih pada waktu hari besar keagamaan
terutama Idulfitri, Maulud Nabi atau Hari Raya Idul Adha. Gulai
terjun adalah makanan yang terbuat dari daging yang digulai seperti biasa,
tetapi santannya tidak kental (encer). Bahannya adalah daging, umbut kelapa dan
santan. Daging dicincang kecil-kecil tanpa membuang tulangnya, lalu disiapkan
bumbu gulai seperti, cabe, kelapa, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih,
daun kunyit, serai, garam dan ketumbar. Bahan-bahan yang digiling adalah cabe,
jahe, kunyit, bawang merah dan bawang putih serta ketumbar. Masakan ini
dihidangkan pada acara perkawinan, sunatan (khitanan) dan hampir (selalu) ada
pada sebagian besar acara adat diadakan. Pada masa dulu biasanya dihidangkan
pada saat kenduri/yasinan.
GULAI IKAN SEMAH
Gulai ikan barangkali sudah menjadi masakan umum yang ada di Jambi. Namun ibarat kata pepatah, lain lubuk lain ikan, lain kampung lain pula gulainya. Keragaman jenis ikan, cara pengolahan dan bumbuyang digunakan membuat kuliner ini menjadi beraneka ragam. Bicara soal ikan, Kabupaten Merangin masih memiliki hasil sungai yang memukau. Kabupaten Merangin memiliki beberapa sungai dengan arus yang deras dan menjadi habitat ideal bagi ikan semah. Sungai yang lebar dan dalam disini juga menjadi habitat favorit ikan tapa yang beratnya bisa menjadi puluhan bahkan ratusan kilogram.
GULAI TEKUYUNG
Tekuyung, mungkin buat sebagian orang masih belum banyak mengenal jenis hewan satu ini. atau mengenal bentuknya tapi dengan nama yang berbeda. Di Kabupaten merangin banyak dijumpai di sungai, biasanya tekuyung menempel di bebatuan. Gulai tekuyung ini biasanya dicampur dengan sayur pakis dan rimbang. Cara makannya pun tak kalah unik. Untuk mengeluarkan daging tekuyung dari cangkangnya harus disedot, dan jangan berharap hanya dengan disedot pelan dan satu kali sedot daging tekuyung akan keluar dari cangkangnya harus dengan tarikan yang kuat (>‿◠)✌. Tapi hati-hati saat menyedot kuat daging tekuyung ini, karena kuah gulai ini pedas, bisa - bisa kuah dalam cangkang yang tersedot dan masuk ke hidung. "Alamak, alangkah saronyo" kalau kata orang daerah sini bilang, yang artinya betapa sengsaranya kalau hal itu sampai terjadi.
Menurut
penduduk daerah sini, gulai tekuyung ini sengaja dibuat pedas karena jika tidak
pedas maka rasa amis tekuyung akan sangat terasa dan gulai menjadi tidak enak.
Namun walau pedas, lidah tidak akan bisa berbohong kalau gulai tengkuyung dari
Kabupaten Merangin ini memang sangat enak.Bila singgah atau datang ke Kabupaten
Merangin, jangan lewatkan kesempatan mencicipi atau makan dengan gulai tekuyung
ini. Dijamin enak dan nambah dibuatnya.
TEMPOYAK
Tempoyak asam durian, digulai jo ikan baung
Tempoyak hasil fermentasi dari durian, digulai sama ikan baung
Dipagetup jo lalap jering mudo
Ditambah lalapan jengkol muda
Yo nian sero makan idak lah tekiro
Sangat nikmat, makan pun tak terkira
Kiranya begitu bait dalam lirik dari
lagu daerah jambi yang menggambarkan betapa nikmatnya makan dengan lauk
tempoyak. Bagi penggemar durian maka tak asing lagi dengan tempoyak. Tempoyak
merupakan hasil dari fermentasi buah durian. Selain dapat dinikmati langsung saat
matang, buah durian pun dapat dijadikan lauk setelah di fermentasi. Karena
hasil fermentasi maka tempoyak memiliki rasa yang asam. Tapi disitu letak
nikmatnya bersantap dengan lauk tempoyak.
Di daerah merangin tempoyak dapat
dijumpai di beberapa
GELAMAI
Siapa yang tak kenal dengan gelamai, atu mungkin beberapa daerah menyebutnya dodol. Ciri khas warna dan bentuknya membuat gelamai mudah untuk dikenal dan diingat. Gelamai, makanan yang berbahan utama santan kelapa, tepung ketan dan gula merah sekarang telah banyak variasi rasanya. Sehingga saat memakan gelamai bukan hanya rasa dari gula merah saja yang akan kita rasakan tetapi sensasi rasa yang berbeda. Contohnya saja gelamai rasa durian. Selain dijadikan tempoyak, daging buah durian juga dicampur menjadi pilihan rasa dalam gelamai. Tertarik untuk mencoba variasi rasa dari gelamai ? Bila anda berkunjung atau sekedar singgah di Kabupaten Merangin, disini terdapat 2 (dua) tempat produksi gelamai yang terkenal. Gelamai Perentak dan Gelamai Yunani (Pulau Rengas).
3 komentar
makasih infonya
Sangat membantu infonya.
Makanan sedap tu
Tuliskan komentar anda