KKLIK MERANGIN

Seni Bekawau Desa Pulau Aro

BEKAWAU merupakan kesenian tradisi yang sudah ada dari sejak sebelum datangnya pemerintahan Jepang
dan Belanda di Indonesia.  Kesenian Tradisi Bekuwau ini merupakan kesenian tradisi asli dari Provinsi Jambi yaitu berasal dari Kabupaten Merangin tepatnya di Desa Pulao Aro.
Saat ini banyak yang tidak mengenal kesenian tradisi Bekawau. Tradisi ini adalah tradisi menyanyikan lagu  berbahasa daerah pada saat acara-acara tertentu.  Tradisi ini ternyata kini hanya ada satu nenek yang masih bisa memerankannya. Mirisnya kesenian Bekuwau ini hampir terancam punah, karena tidak ada yang bisa memainkan kesenian asli dari Provinsi Jambi ini.
Seni Bekawau Desa Pulau Aro
Seni Bekawau Desa Pulau Aro
Mak Jamila (74)  itulah nama salah satu warga Desa Pulao Aro, Kabupaten Merangin yang bisa memainkan kesenian tradisi Bekuwau, Jamila pun tidak pernah belajar untuk bisa memerankan kesenian tradisi ini, ia (Jamila red) mengaku bahwa dirinya mendapatkan kemampuan bisa memainkan kesenian tradisi Bekuwao ini berasal dari mimpinya.
“Mak jamila juga tidak tau kenapa dia bisa melakukan Bekuwau, hanya dalam mimpi, dia bisa memainkanya,” ujar Kepala Seksi Penyajian dan Penyebaran Informasi Taman Budaya Jambi (TBJ) kepada Jambi Ekspres, Senin (3/11).
Jefri juga mengatakan kesenian ini merupakan sebuah cerita nyata dari peristiwa yang pernah terjadi dimasyarakat Desa Pulao Aro yang terletak di Kabupaten Merangin.
“Kesenian ini merupakan cerita nyata, dan diceritakan melalui kesenian tradisi yaitu bekuwao,” katanya.
Kesenian Bekawau masih sering dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan adat, seperti pindah rumah, sunatan anak dan sebagainya. Yang melakukannya hanya Mak Jamilah yang bisa. “Bekawau ni masih sering dilakukan, hanya saja yang bisa itu cuma Mak Jamila,”  ungkap Kasi Penyajian dan Penyebaran Informasi TBJ.
Disebutnya lagi bahwa Mak Jamila sangat ingin mewariskan kesenian tradisi bakuwau ini kepada keturunanya, keluarganya, maupun masyarakat setempat, namun dengan perkembangan zaman, banyak generasi muda yang sudah apatis terhadap kesenian tradisi yang dimilki oleh kabupaten Merangin. Oleh sebab itu sampai saat ini yag hanya bisa memainkan kesenian ini hanyalah Mak Jamilah.
“Ia (Jamila red) dalam lubuk hati yang paling dalam ingin mewariskan tradisi ini, saat ini banyak yang sudah cuek, tidak mau tau dengan kesenian tradisi bekuwao, hal ini salah satu kendala untuk bisa melestarikan kebudayaan kesenian bekuwao ini.”sebut Jefri.
Mak Jamila yang berasal dari Desa Pulau Aro, Kabupaten Merangin ini, seolah mengajak masyarakat Jambi untuk tidak membiarkan kesenian tradisi Bekawau punah di Negeri sendiri. Nenek ini merupakan salah satu Maestro Kesenian Tradisi Jambi yang harus mendapatkan sebuah penghargaan oleh pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Merangin.
“Untuk dapat melestarikan kesenian tradisi Bekuwao. Dengan kesenian Bakuwau ini, maka kita akan berupaya agar kesenian ini, bisa mendapatkan sebuah penghargaan oleh negara dengan dijadikannya sebagai Warisan Budaya tak benda dan kita akan mengupayakan itu,” ucap Jefri
Pada tanggal 27 April 2014 yang lalu dalam rangkaian kegiatan Festival Teater Remaja Jambi. Taman Budaya Jambi (TBJ) telah menampilkan kesenian tradisi Bakuwau ini. “Dalam waktu dekat pada bulan Januari dalam rangka Ultah Jambi, Mak Jamilah akan kita tampilkan dan  kita langsung rekaman, dan akan membuat CD nya,” tandasnya.

Jambiupdate.com

Tuliskan komentar anda